1. Sinetron yang ga ada endingnya
Tayangan semacam ini dibuat untuk para ibu-ibu yang seharian cape ngurus rumah atau kerja di kantor. awalnya cerita sinetron diangkat dari kisah nyata. tapi lama-lama ceritanya hanya berdasarkan khayalan dari script writer, produser dan sutradaranya aja. Sistem pembuatannya dengan cara kejar tayang atau stripping, Sistem produksinya sesuai dengan rating. semakin tinggi ratingnya maka semakin panjang episodenya dan semakin absurd jalan ceritanya. dan ketika ratingnya turun, sinetron akan disudahi dengan cara yang aneh. Cerita di sinetron juga kebanyakan sangat memberi dampak buruk buat penonton di bawah umur. Anak-anak kecil yang nonton sinetron sama ibunya kebanyakan meniru adegan sinetron yang dia tonton. Role model mereka adalah kebanyakan anak jahat yang durhaka sama orang tuanya dan drama queen. So, jangan heran kalo lo nemuin anak species kayak begitu di sekitar lo. Hampir dipastikan anak itu adalah didikan sinetron.
2. Acara debat
Mungkin tujuan awal acara ini adalah supaya masyarakat indonesia mengenali calon pemimpin yang akan maju di pemilu. Tapi lama kelamaan acara model begini jadi keterusan. Kata dosen komunikasi gw, debat terbuka ini ga seharusnya diadakan dengan format demikian. Dimana seorang yang diduga tersangka dari sebuah kasus dipertemukan dengan ahli dan pengamat, dan dihabisi didepan mata publik. Debat terbuka juga ada aturannya. Penyelenggara acara bukannya ga tau, tapi mereka mengesampingkan aturan yang harusnya mereka pegang itu. Dan malahan ada acara debat yang formatnya mirip acara tinju. Dimulai dengan bunyi lonceng dan saat break, lonceng juga dibunyiin. Dan disitu ada presenter yang bertindak sebagai moderator namun terlihat sebagai wasit.
3. Acara musik dengan mini stage dan disiarkan live
Acara sejenis banyak bermunculan di hampir setiap stasiun TV nasional Ada dahsyat di RCTI, inbox di SCTV, mantap di ANTV, derings di trans, dan banyak lagi acara sejenis yang gue ga hafal. Format yang mereka tawarkan juga sama secara garis besarnya. Presenter yang bisa ngelawak, artis yang diwawancarai sebentar sama presenternya, ada penonton yang bisa joget cuci-jemur, dan kebanyakan dari acara ini adalah soundsystem yang ga memadai sehingga pengisi acara terpaksa lipsync. Oke, ini agak rancu, entah soundsystem yang kurang memadai atau talentnya yang kurang memadai...
Dampak acara kayak begini yang gue rasakan adalah, gue sering ngeliat anak kecil balita dan SD nyanyi lagu tentang cinta. Dan gue berani taruhan, mereka ga tau maksud lagu yang mereka nyanyiin itu.
4. Infotainment
Infotainment di Indonesia emang ga sefrontal paparazzi, tapi dengan banyaknya acara sejenis bikin masing-masing dari infotainment pengen lebih menonjol daripada acara sejenis yang lain sehingga mereka sering bikin satu segmen yang berisikan berita tentang satu orang publik figur dan dipojok layar akan ada tulisan "exclusive silet" "eksklusif insert" atau infotainment lain.
Jujur gue pribadi ga suka sama infotainment karena mereka menjual tayangan yang seharusnya ga ditonton orang. Publik figur juga orang biasa. Mereka juga berhak punya privasi yang seharusnya ga dipertontonkan ke orang banyak.
5. 24 hours news
Banyak orang yang jadi up to date karena acara ini. emang ada bagusnya, mereka berusaha jadi yang terdepan dengan jadi yang se up to date mungkin. Mereka mengklaim diri mereka transparan dan apa adanya. Tapi mereka ga setransparan itu kok. Mereka juga menyiarkan berita dengan ada apanya, bukan apa adanya. persis kaya tulisan gw yang ini.
Sebagai rakyat indonesia, gue juga merasakan dampak tayangan tv nasional. Contoh dampak yang gue rasakan adalah, ketika gue ke warung deket rumah, gue ngeliat sekelompok anak kecil yang lagi joget cuci jemur sambil nyanyi lagu 7icons. sungguh pemandangan mengerikan mengingat mereka masih kecil dan mereka nyanyi lagu tentang playboy...
Selain itu, gue sering liat anak kecil yang tempramen dan bermental tempe. Mereka jadi cengeng seketika kaya karakter utama sinetron yang cuma bisa nangis kalo dijahatin dan mereka jadi tempramen persis kayak karakter antagonis di sinetron.
Kalo lo berpikir anak jaman sekarang dewasa sebelum waktunya dan ga bertindak sesuai umur, maka menurut gue, tontonan mereka adalah salah satu sebabnya. Role model buat anak kecil ga terbatas hanya ayah, ibu, dan guru. Semua orang disekeliling mereka bisa jadi role model buat mereka, termasuk artis idola mereka di TV.
Gue ga bilang acara tv nasional itu jelek kok. Gue hanya bilang acara tv nasional perlu sedikit dibenahi
sources:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw8OGekbSHNt1Ps7zDELOCbpostIqxxngQOD1byn9MuzS1pKHSVR8pBvpO2x9FHQyspeeC4MP6XoM9ULb12eb6MpDDePxqPuQzBzxaqiquUZLrsKzD4HafmgAr7m-XiIc8rzbcPR0WkCjb/s1600/2.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia